Dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti halnya pada teknologi bahan konstruksi. Berbagai material disajikan dengan kualitas yang bagus, salah satu contohnya adalah beton (concrete). Beton dikemas dengan berbagai jenis, ada beton pra cetak; beton ringan; beton mutu tinggi dan lain sebagainya. Dengan berbagai jenis beton yang disajikan, tentunya memiliki fungsi kharakteristik yang berbeda-beda.
Beton, sejak dulu dikenal sebagai material dengan kekuatan tekan yang memadai, mudah dibentuk, mudah diproduksi secara lokal, relatif kaku, dan ekonomis. Tapi di sisi lain, beton juga menunjukan banyak keterbatasan baik dalam proses produksi maupun sifat-sifat mekaniknya, sehingga beton pada umunya hanya digunakan untuk konstruksi dengan ukuran kecil dan menengah. Namun sejak dua dekade terakhir ini, setelah berhasil dikembangkannya berbagai jenis tambahan atau admixtures dan additives untuk campuran beton, terutama water reducer atau plasticizer dan superplastisizer, maka telah terjadi kemajuan yang sangat pesat pada teknologi beton, dengan berhasil memproduksi beton mutu tinggi bahkan sangat tinggi, dan yang pada akhirnya juga telah memperbaiki dan meningkatkan hampir semua kinerja beton menjadi suatu material modern yang berkinerja tinggi.
Beton Mutu Sangat Tinggi (VHSC)
Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi di Indonesia terus menerus mengalami peningkatan, hal ini tidak lepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas infrastruktur yang semakin maju, seperti jembatan dengan bentang panjang dan lebar, bangunan gedung bertingkat tinggi (terutama untuk kolom dan beton pracetak), dan fasilitas lain. Perencananaan fasilitas-fasilitas tersebut mengarah kepada digunakannya beton mutu sangat tinggi, dimana mencakup kekuatan, ketahanan (keawetan), masa layan dan effisiensi.
Sesuai dengan perkembangan teknologi beton yang demikian pesat, ternyata criteria beton mutu tinggi juga selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai. Pada tahun 1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah dikategorikan sebagai beton mutu tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa. Saat ini, disebut mutu tinggi untuk kuat tekan diatas 50 MPa, dan diatas 80 MPa sebagai beton mutu sangat tinggi, sedangkan untuk diatas 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra tinggi (Supartono, 1998).
VHSC atau beton mutu sangat tinggi memiliki kekuatan tekan jauh di atas 100 MPa setelah tujuh hari curing. Dengan beton mutu sangat tinggi, dimensi dari struktur dapat diperkecil sehingga berat struktur menjadi lebih ringan, hal tersebut menyebabkan beban yang diterima pondasi secara keseluruhan menjadi lebih kecil pula, jika ditinjau dari segi ekonomi hal tersebut tentu akan lebih menguntungkan. Disamping itu untuk bangunan bertingkat tinggi dengan semakin kecilnya dimensi struktur kolom pemanfaatan ruangan akan semakin maksimal.. Porositas yang dihasilkan beton mutu sangat tinggi juga lebih rapat, sehingga akan menghasilkan beton yang relatif lebih awet dan tahan sulfat karena tidak dapat ditembus oleh air dan bakteri perusak beton. Oleh sebab itu penggunaan beton bermutu sangat tinggi tidak dapat dihindarkan dalam perencanaan dan perancangan struktur bangunan.
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Mutu dan Keawetan Beton
Pada umumnya, terutama bila berhubungan dengan tuntutan mutu dan keawetan yang tinggi, ada beberapa faktor utama yang bisa menentukan keberhasilan pengadaan beton bermutu tinggi, diantaranya adalah :
a. Faktor air semen (fas, w/c) yang rendah.
b. Kualitas agregat halus (pasir).
c. Kualitas agregat kasar (batu pecah/koral).
d. Penggunaan admixture dan aditif mineral dalam kadar yang tepat.
e. Prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton.
f. Pengawasan dan pengendalian yang ketat pada keseluruhan prosedur dan mutu pelaksanaan, yang didukung oleh koordinasi operasional yang optimal.
Prosedur Yang Benar dan Cermat Pada Keseluruhan Proses Produksi Beton Mutu Sangat Tinggi
Untuk menghasilkan beton bermutu sangat tinggi maka dibutuhkan prosedur yang benar dan cermat pada keseluruhan proses produksi beton yang meliputi :
a. Uji material (material testing).
b. Sensor dan pengelompokan material (material sensor and grouping).
c. Penakaran dan pencampuran (batching).
d. Pengadukan (mixing).
e. Pangangkutan (transportating).
f. Pengecoran (placing).
g. Perawatan (curing).
Disamping itu pengawasan dan pengendalian yang ketat pada keseluruhan prosedur dan mutu pelaksanaan, yang didukung oleh koordinasi operasional yang optimal.
Kekuatan Tekan Beton Mutu Sangat Tinggi
Biasanya pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari, tapi banyak struktur yang bertingkat tinggi sekarang membutuhkan beton mutu sangat tinggi sehingga pekerjaan jadwal konstruksi dimana unsur-unsur struktural dalam lantai bawah tidak penuh untuk periode satu tahun atau lebih. Dalam keadaan tersebut, wajar untuk menentukan kekuatan tekan didasarkan atas 56 –hingga 90 hari, sehingga mengambil keuntungan dari memperoleh kekuatan yang terjadi setelah 28 hari.
Batas atas beton kekuatan di 90 hari dan seterusnya tampaknya dapat menjadi 25.000 sampai 30.000 psi (172-207 MPa) dengan beberapa perkiraan bahan yang sangat istimewa dan ditempatkan oleh kontraktor di beberapa struktur utama, kuat tekan 25.000 psi beton dalam waktu dekat mungkin cukup layak dengan agregat tertentu dan bahan lainnya.
Pasta semen telah dibuat dan diuji kegagalan pada kekuatan sekitar 25.000 psi. Jumlah precasters yang secara rutin memproduksi beton dengan kekuatan diatas 6000 psi agak terbatas. Hati-hati daalam penggunaan air semen rendah rasio, pengurangan air campuran, dan pozzolans, tinggi kuat tekan (compressivestrength) beton produk pracetak dapat diproduksi dengan kualitas agregat dan semen yang baik. Dalam pembuatan beton pracetak, slump rendah dikonsolidasikan dalam bentuk getaran atau metode shock. Namun, semakin rapuh formulir yang digunakan dalam cor tempat konstruksi tidak mengijinkan pemadatan yang sama , dan lebih plastic dan beton bisa diterapkan untuk menghindari segregasi dan honeycomb. Selanjutnya penanganan khusus untuk menempatkan kontrol kualitas teknik mungkin perlu memastikan tercapainya tinggi kekuatan.
No comments:
Post a Comment