Thursday, January 21, 2010

Jalan Layang

2.1 Jalan Layang


Jalan layang adalah jalan yang dibangun tidak sebidang melayang menghindari daerah/kawasan yang selalu menghadapi permasalahan kemacetan lalu lintas, melewati persilangan kereta api untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan efisiensi.
Jalan layang merupakan perlengkapan jalan bebas hambatan untuk mengatasi hambatan karena konflik dipersimpangan, melalui kawasan kumuh yang sulit ataupun melalui kawasan rawa-rawa.
Jalan layang sebagai penghubung dari satu daerah ke daerah yang lainnya, menjadi sarana yang memiliki peran penting dalam pendistribusian secara ekonomi maupun social, karena dengan jalan layang kita dapat mengefektifkan waktu sebaik mungkin. Selain itu, dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan kendaraan bermotor di Indonesia, maka jalan layang menjadi salah satu cara untuk mengurangi kemacetan yang sering terjadi.

2.1.2 Fungsi Jalan Layang
Jalan Layang secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:
• Efisiensi waktu dan tempat
• Memperindah tata kota
• Sarana sebagai tempat wisata
• Sebagai jalan alternative, untuk mengurangi kemacetan
• Mempermudah distribusi ekonomi masyarakat
• Menggunakan kolong jalan layang untuk taman kota
2.1.3 Tipe-Tipe Jalan Layang
Berdasarkan jumlah lajur dan arah pada suatu segmen jalan, yaitu :
a. 2 lajur 1 arah (2/1)
b. 2 lajur 2 arah tak-terbagi (2/2 TB)
c. 4 lajur 2 arah tak-terbagi (4/2 TB)
d. 4 lajur 2 arah terbagi (4/2 B)
e. 6 lajur 2 arah terbagi (6/2 TB)
2.1.4 Bagian-Bagian Jalan Layang
Secara umum terdapat beberapa bagian jalan , yaitu :
a. Lebar Jalur (Wc)
Yaitu lebar jalur jalan yang dilewati lalu-lintas, tidak termasuk bahu jalan.
b. Lebar Bahu (Ws)
Yaitu lebar bahu di samping jalur lalu-lintas, direncanakan sebagai ruang untuk kendaraan yang sekali-sekali berhenti, pejalan kaki da kendaraan lambat.
c. Median (M)
Yaitu daerah yang memisahkan arah lalu-lintas pada suatu segmen jalan, yang terletak pada bagian tengah (direndahkan/ditinggikan).
2.1.5 Bangunan Pelengkap Jalan
Bangunan pelengkap jalan bukan hanya sekedar pelengkap, akan tetapi merupakan bagian penting yang harus diadakan untuk pengaman konstruksi jalan itu sendiri dan petunjuk bagi pengguna jalan agar unsur kenyamanan dan keselamatan dapat terpenuhi.
Bangunan pelengkap jalan dapat dikelompokan sebagai berikut :
2.1.5.1 Bangunan Drainase Jalan
Bangunan drainase jalan terdiri dari :
2.1.5.1.1 Bangunan Drainase Permukaan :
a. Saluran samping jalan
b. Gorong-gorong (culvert)
c. Kantong lumpur dan Bak penampung
d. Saluran pembuang
e. Saluran penangkap
f. Bangunan terjun
2.1.5.1.2 Bangunan Drainase bawah permukaan :
a. Saluran bawah permukaan
b. Konstruksi filter
2.1.5.2 Bangunan untuk keamanan lali-lintas, Rambu dan Marka Jalan
Bangunan untuk keamanan lalu-lintas, terdiri dari :
a. Pagar pengaman
Dipasang disepanjang jalan layang., karena di setiap sisinya merupakan daerah terjal dengan beda tinggi yang cukup besar. Mengenai dimensi dan spesifikasi bahan sesuai dengan standar dari Bina Marga.
b. Pagar pengarah
Disamping patok kilometer dan hektometer, yang dipasang untuk petunjuk jarak, patok beton yang berfungsi sebagai pengarah harus dipasang pada tikungan . Dimensi patok yang akan digunakan sesuai dengan ketentuan standar dari Bina Marga.
Sebelum suatu jalan dibuka untuk lalu-lintas, sarana lalu-lintas harus sudah dibuat untuk keamanan. Sarana dan system untuk mengatur lalu lintas yang umum digunakan terdiri dari :
a. Rambu lalu-lintas
Berdasarkan fungsinya ada tiga kelas rambu lalu lintas yaitu : Pengatur/pengarah (digunakan kode R); Petunjuk (digunakan kode G); Peringatan (digunakan kode W). Bentuk rambu lalu-lintas terdiri dari : lingkaran, belah ketupat, persegi panjang atau bujur sangkar, bersilang, berbentuk anak panah dan segi delapan.
b. Marka jalan
Dibuat dengan cat warna putih dan kuning atau dengan material lainnya yang ditempatkan/dibuatkan pada permukaan jalan.
Marka jalan mempunyai arti penting dan efektif dalam sistem pengaturan lalu-lintas, akan tetapi pada saat hujan lebat sulit dilihat.
c. Trotoar dan kurb
Trotoar termasuk dalam sarana pedestrian untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada pejalan kaki baik dari segi keamanan maupun kenyamanan.
Salah satu tepi trotoar ada yang langsung digunakan kurb. Spesifikasi trotoar dapat dilihat pada SK SNI S-03-1990-F.
Kurb beton pada jalan luar kota biasanya jarang terlihat. Spesifikasi Kurb Beton untuk jalan, selengkapnya dapat dilihat pada SK SNI S-02-1990-F.

No comments:

Post a Comment